SURABAYA, Indeks Jatim – Menjelang penghujung tahun 2025, peta politik Jawa Timur bersiap mengalami pergeseran paradigma. PDI Perjuangan se-Jawa Timur dijadwalkan menggelar Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) serentak pada 20-21 Desember 2024 di Surabaya.
Momentum ini bukan sekadar rutinitas suksesi kepemimpinan, melainkan sebuah upaya sistemik untuk mengonversi jargonSaid Abdullah Dorong PDI Perjuangan Jatim ke Arah Kerja Kerakyatan Terukur politik menjadi target kesejahteraan yang terukur.
Dialektika Demokrasi dan Regenerasi Strategis
PDI Perjuangan menerapkan mekanisme demokrasi dua arah dalam menentukan nakhoda di tingkat DPC dan DPD. Sistem ini mengintegrasikan aspirasi arus bawah (ranting hingga daerah) dengan kebijakan strategis DPP. Pendekatan ini bertujuan menyeimbangkan antara stabilitas internal partai dan kebutuhan mendesak akan regenerasi kepemimpinan yang adaptif terhadap dinamika zaman.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah, menekankan bahwa Jawa Timur berada di persimpangan krusial. Dengan populasi melampaui 40 juta jiwa di mana 70 persennya merupakan usia produktif, wilayah ini memiliki potensi bonus demografi sekaligus risiko beban sosial jika tidak dikelola dengan presisi.
“Pendidikan harus inklusif. Kita tidak bisa berpangku tangan pada Angka Partisipasi Murni (APM) SMA yang mencapai 96 persen jika lulusannya belum memiliki kecakapan profesional untuk bersaing di pasar kerja” tegas Said, Selasa (16/12/2025).
Menyasar Gen Z dan Gen Alpha, partai berlambang banteng ini mengusung dua pilar inovasi ekonomi-pendidikan:
- Demokratisasi Pendidikan Tinggi: Mendorong skema subsidi uang kuliah melalui sinergi APBD dan sektor swasta guna memastikan pendidikan tinggi tidak menjadi barang mewah.
- Youth Venture Fund (YVF): Sebuah terobosan modal ventura publik yang menargetkan lahirnya 50.000 startup baru hingga tahun 2030. Inisiatif ini dirancang untuk memutus hambatan akses modal tanpa agunan fisik bagi pengusaha muda.
Selain penguatan sumber daya manusia, fokus strategis juga diarahkan pada transformasi struktur ekonomi Jatim:
- Pengembangan T-Shaped Skills: Menciptakan tenaga kerja yang memiliki keahlian mendalam sekaligus wawasan lintas disiplin.
- Ekspor Budaya Digital: Melindungi Kekayaan Intelektual (IP) produk lokal dan menargetkan lima produk budaya unggulan Jawa Timur untuk menembus pasar global pada 2030 melalui branding berbasis inovasi.
- Hilirisasi Industri: Mendorong pergeseran dominasi industri dari sektor makanan-minuman menuju industri hilir yang lebih masif di kawasan tengah Jawa Timur.
“Kami ingin mengubah sikap politik yang cenderung jargonistik menjadi agenda kerja kerakyatan dengan indikator capaian yang jelas. Kebangkitan industri adalah kunci memperluas kelas menengah dan mereduksi angka kemiskinan secara struktural” pungkas Said Abdullah, yang juga menjabat sebagai Ketua Banggar DPR RI.
Penulis : A. Warits
Editor : Ghauzan
















