Indeks Jatim – SUMENEP – Semarak Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) gelar Musabaqah Qira’atil Kitab (MQK).
Acara semarak HSN 2024 oleh Pemkab Sumenep itu digelar di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Senin (21/10/2024).
Peserta yang mengikuti lomba tersebut merupakan santri dari berbagai pondok pesantren yang tersebar di ujung timur Pulau Madura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep Edi Rasiyadi dalam sambutannya mengatakan, Musabaqah Qira’atil Kitab merupakan ajang lomba atau musabaqah untuk mengasah kemampuan santri pondok pesantren dalam membaca, memahami, dan mengungkapkan kandungan kitab kuning secara komprehensif.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan santri dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama Islam bersumber dari kitab kuning, sebagai bagian dari proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat di masa depan,” kata Sekda Edy.
Edy Rasiyadi mengatakan, salah satu parameter keberhasilan santri dalam menuntut ilmu di pondok pesantren adalah kemampuan membaca dan memahami kitab kuning menjadi.
“Karena itulah, kami berharap Musabaqah Qira’atil Kitab hendaknya menjadi spirit dan semangat para santri untuk meningkatkan kemampuan membaca, memahami dan memaknai kitab kuning dalam proses pembelajaran di pondok pesantren,” harapnya.
Edy menambahkan, kitab kuning sebagai kajian dan sumber ilmu-ilmu agama Islam harus dipelajari secara mendalam sebagai solusi atas kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini.
“Pelaksanaan Musabaqah Qira’atil Kitab bukan sekadar ajang lomba santri semata dalam membaca kitab kuning, namun juga media menjalin silaturahmi pondok pesantren di Kabupaten Sumenep,” imbuhnya.
“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada panitia dan semua pihak yang telah mendukung kelancaran dan suksesnya kegiatan ini,” imbuhnya.
Perlu diketahui, pondok pesantren yang ada di Kabupaten Sumenep sekitar 380 lembaga, dengan jumlah santri 48.000 orang. Keberadaan pesantren merupakan potensi besar dalam pengembangan ilmu-ilmu yang bersumber dari kitab kuning (Gz).