SUMENEP, Indeks Jatim – Dua belas tahun bukan waktu yang singkat. Tapi penantian panjang itu akhirnya terbayar lunas ketika Mega Remmeng, grup musik tong-tong legendaris asal Desa Legung Timur, Batang-Batang, kembali menggetarkan bumi Madura dalam Festival Musik Tong-Tong se-Madura 2025.
Sejak dentuman pertama terdengar, arena langsung bergemuruh. Ribuan pendukung bersorak, sebagian menitikkan air mata haru. Mereka tak sekadar menonton, mereka menyambut kembalinya sang legenda di ujung timur.
Dengan warna hitam-putih yang khas, simbol kuda terbang “Arya Kuda Panoleh”, dan aransemen megah yang menggetarkan dada, Mega Remmeng hadir bukan sekadar tampil, mereka menghidupkan kembali kejayaan masa lalu. Sosok Arya Joko Tole, pahlawan sakti dari Sumenep, seolah bangkit di antara dentuman drum dan sorak massa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan ketika tim Mega Remmeng melintasi garis finis, langit malam Sumenep bergemuruh oleh sorakan. Beberapa pendukung tak kuasa menahan air mata yang tidak hanya menyaksikan penampilan, akan tetapi sebuah momen sejarah yang kini hidup kembali.
“Saya benar-benar terharu. Saya pikir Mega Remmeng tak akan tampil lagi, tapi malam ini, mereka kembali, dan tetap dengan ciri khas mereka sejak 2009,” ujar Tohawi, pendukung setia asal Batang-Batang.

Bagi mereka, Mega Remmeng bukan sekadar grup musik. Ia adalah identitas, kebanggaan, dan roh masyarakat Madura, khususnya Legung Timur.
“Kami tak menuntut juara. Cukup mereka tampil setiap tahun, agar semangat ini tak pernah padam,” lanjutnya penuh haru.
Di balik gemerlapnya penampilan, ada Mulyadi, sang maestro dekorasi yang sejak awal menjadi tangan magis di balik megahnya Mega Remmeng. Ia menuturkan bahwa pembuatan dekorasi kali ini memakan waktu lebih dari setahun.
“Setiap detail punya makna. Mega Remmeng bukan sekadar nama, ia simbol kejayaan Sumenep. Kuda terbang itu adalah lambang keberanian, semangat yang tak bisa ditundukkan,” ujarnya dengan bangga.
Meski baru terealisasi 70 persen dari konsep besarnya, kerja keras tim Mega Remmeng akhirnya berbuah manis. Setelah 12 tahun vakum, Mega Remmeng berhasil menyabet penghargaan Dekorasi dan Penyaji Terbaik di ajang bergengsi tersebut.
Sorak kemenangan pun menggema. Air mata, tawa, dan rasa syukur berpadu dalam satu euforia: Mega Remmeng kembali, dan mereka menang dengan gaya.
“Ini bukan cuma soal juara,” kata Mulyadi. “Ini tentang membuktikan bahwa semangat Madura tak pernah padam. Bahwa Mega Remmeng dan Sumenep tetap berkelas”.
Dan malam itu, di langit Sumenep yang cerah, sesuatu hal terwujud, “Sang legenda tak pernah mati. Ia hanya menunggu saatnya untuk terbang kembali”.
Penulis : A. Warits
Editor : Ghauzan