Mega Remmeng Bangkit! Sang Legenda Tong-Tong dari Legung Timur Kembali Guncang Sumenep

Sabtu, 18 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mega Remmeng Tong-Tong Madura, Sumenep (foto for Indeks Jatim)

Mega Remmeng Tong-Tong Madura, Sumenep (foto for Indeks Jatim)

SUMENEP, Indeks Jatim – Setelah satu dekade lebih tenggelam dari hiruk-pikuk panggung utama, dentuman semangat dari pesisir Legung Timur akhirnya kembali menggema. Grup musik tong-tong legendaris Mega Remmeng menyalakan kembali bara kesenian Madura dalam Festival Musik Tong-Tong Sumenep 2025, Sabtu malam, 18 Oktober.

Kembalinya Mega Remmeng bukan sekadar pertunjukan, melainkan simbol kebangkitan seni tradisi Madura. Dengan mengusung kembali ikon kejayaan mereka, Kuda Terbang Arya Jokotole atau yang dikenal sebagai Arya Kuda Panole, grup ini bertekad membangkitkan kembali spirit kepahlawanan dan filosofi luhur tanah kelahirannya.

Dalam penampilan bersejarah ini, Mega Remmeng tetap mempertahankan warna putih sebagai dasar identitasnya. Warna tersebut bukan hanya estetika, tetapi juga lambang kesucian fitrah manusia sebagai pengingat bahwa setiap insan lahir dengan jiwa bersih sebelum menghadapi perjalanan hidup yang penuh warna.

“Kehadiran kami kali ini bukan hanya untuk tampil, tapi untuk membangkitkan kembali jiwa seni anak muda pesisir. Seni bukan sekedar hiburan, tapi nafas kehidupan” ujar Huri, Ketua Mega Remmeng, penuh semangat.

Dari Pesisir Sunyi Menuju Panggung Bergengsi

Didirikan pada 2006 di Desa Legung Timur, Mega Remmeng menjadi simbol kebanggaan masyarakat pesisir utara Sumenep. Mereka dikenal karena kemampuannya menggabungkan irama tradisional dengan pesan perjuangan dan nilai-nilai filosofis Madura.

Namun sejak 2013 hingga 2024, Mega Remmeng sempat vakum dari panggung besar Festival Musik Tong-Tong. Meski demikian, api kreativitas mereka tidak pernah padam. Di balik layar, para personel tetap berkarya lewat grup Kirmata, bahkan menorehkan prestasi di berbagai ajang lokal.

Kini, setelah sepuluh tahun beristirahat dari sorotan publik, Mega Remmeng bangkit kembali dengan semangat baru, diisi oleh generasi muda Legung Timur yang siap melanjutkan tongkat estafet seni tradisi leluhur.

Baca Juga :  The Joy of Solo Travel: Tips and Inspiration for Adventuring Alone
Jejak Prestasi yang Tak Terlupakan (foto ilustrasi Rez Indeks Jatim)

Filosofi dalam Setiap Dentuman

Tak hanya musik yang berjiwa, dekorasi Mega Remmeng juga menyimpan makna filosofis mendalam.
Warna hitam dan putih menggambarkan perjalanan hidup manusia—dari kesucian, melewati ujian, hingga kembali kepada kesempurnaan.
Sementara mahkota berbentuk cakra di depan dan belakang dekorasi melambangkan kekuatan dan kendali diri, sebuah pesan luhur agar manusia selalu menuntun kehidupannya dengan kebijaksanaan.

Nama Mega Remmeng sendiri terinspirasi dari kuda perang legendaris Joko Tole, pahlawan Madura yang dikenal gagah dan berani menaklukkan rintangan. Semangat itulah yang kini kembali dihidupkan oleh generasi penerusnya.

Baca Juga :  Wednesday Addams Musim Pertama | Teaser Resmi | Netflix

“Mega Remmeng adalah ikon yang tak boleh hilang dari sejarah kesenian Sumenep” ujar H. Supyadi, Owner Makayasa, saat mengunjungi lokasi persiapan mereka.

Menurutnya, kehadiran kembali grup ini menjadi penanda kebangkitan seni daerah setelah sekian lama vakum dari acara resmi pemerintah.

Babak Baru Seni Madura

Dari pesisir Legung Timur hingga jantung Kota Sumenep, gema tong-tong Mega Remmeng akan kembali membelah malam. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa seni tradisi Madura masih hidup, berdenyut, dan terus menyalakan semangat masyarakatnya.

Pantauan media ini menunjukkan antusiasme luar biasa dari warga yang berkerumun di area dekorasi Mega Remmeng—mengabadikan momen penting kembalinya sang legenda dari timur daya Sumenep.

Festival tahun ini bukan sekadar ajang musik. Ia adalah panggung kebangkitan, tempat di mana warisan leluhur dan semangat muda berpadu, menandai kebangkitan baru seni Madura di tahun 2025.

Penulis : A. Warits

Editor : Ghauzan

Berita Terkait

Dirut BPRS Bhakti Sumekar : Festival Ketupat Tarik Wisatawan dan Gerakkan Perekonomian
Wednesday Addams Musim Pertama | Teaser Resmi | Netflix
The Joy of Solo Travel: Tips and Inspiration for Adventuring Alone
From Farm to Table: The Journey of Food and its Impact on Our Health and the Environmen
Sustainable Tourism in Bali: Balancing Preservation and Growth

Berita Terkait

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 18:52 WIB

Mega Remmeng Bangkit! Sang Legenda Tong-Tong dari Legung Timur Kembali Guncang Sumenep

Senin, 7 April 2025 - 16:58 WIB

Dirut BPRS Bhakti Sumekar : Festival Ketupat Tarik Wisatawan dan Gerakkan Perekonomian

Rabu, 29 Maret 2023 - 05:10 WIB

Wednesday Addams Musim Pertama | Teaser Resmi | Netflix

Selasa, 28 Maret 2023 - 23:44 WIB

The Joy of Solo Travel: Tips and Inspiration for Adventuring Alone

Selasa, 28 Maret 2023 - 23:38 WIB

From Farm to Table: The Journey of Food and its Impact on Our Health and the Environmen

Berita Terbaru

Abd. Basith, S.Sy.,MH

Artikel

Tawadhu’ Santri, Jalan Sunyi Menuju Keberkahan Ilmu

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:32 WIB