SUMENEP, Indeks Jatim – Peringatan Hari Jadi ke-756 Kabupaten Sumenep tahun ini bukan sekadar ritual menghormati lintasan sejarah, melainkan sebuah titik pijak untuk regenerasi sistemik dalam sektor pelayanan publik esensial. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar, momentum ini difungsikan sebagai katalisator transformasi menuju arsitektur kesehatan yang lebih unggul, responsif, dan berbasis sains.
Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Hj. Erliyati, M.Kes menegaskan bahwa sektor kesehatan merupakan fondasi biologis dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.
“Kesehatan adalah pondasi dari setiap pembangunan. Tanpa masyarakat yang sehat, mustahil kita bisa mencapai kemajuan dan daya saing yang berkelanjutan” tegas dr. Hj. Erliyati (1/11/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai sentra rujukan primer di kawasan Madura bagian timur, RSUD Moh. Anwar kini memproklamirkan diri sebagai garda terdepan yang menjamin aksesibilitas kesehatan berkualitas, sekaligus berperan sebagai laboratorium sosial untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Navigasi Menuju Layanan “Humanis-Digital”
Menurut dr. Hj. Erliyati, RSUD Moh. Anwar tengah menjalani fase evolusi besar-besaran dalam mekanisme pelayanannya. Transformasi ini berfokus pada tiga pilar utama yakni :
- Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), Meningkatkan kompetensi tenaga medis agar memiliki kapasitas diagnostik dan kapabilitas terapeutik yang presisi.
- Akselerasi Digital: Mengintegrasikan teknologi digital untuk perluasan aksesibilitas dan efisiensi waktu tunggu, menciptakan layanan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga berbasis data (data-driven).
- Humanisasi Pelayanan: Menerapkan prinsip empatik dan kemanusiaan dalam setiap interaksi, mengakui bahwa proses penyembuhan bersifat holistik, tidak hanya fisikal.
“Kami terus berbenah agar setiap warga Sumenep merasakan pelayanan kesehatan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga ramah dan manusiawi. Ini adalah komitmen kami, sebuah investasi pada kesehatan publik,” ujarnya.
Sinergi sebagai Ekosistem Kesehatan Tangguh
dr. Hj. Erliyati juga menyoroti prinsip sinergi lintas sektor sebagai mekanisme utama untuk menciptakan ekosistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan. Dalam paradigma ilmiah populer, menjaga kesehatan masyarakat adalah gerakan kolektif yang melampaui batas kewenangan rumah sakit.
Ini adalah rekayasa sosial yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan (sebagai penghasil SDM dan inovasi), organisasi masyarakat, hingga peningkatan kesadaran (literasi kesehatan) setiap individu.
“Sinergi adalah kunci. Ketika pemerintah, dunia pendidikan, dan masyarakat bersatu dalam visi kesehatan yang sama, maka Sumenep tidak hanya akan dikenal sebagai kabupaten berbudaya, tetapi juga sebagai daerah dengan masyarakat yang sehat, produktif, dan tangguh dengan menciptakan collective immunity dalam skala sosial yang lebih luas,” pungkasnya.
Penulis : A. Warits
Editor : Ghauzan
















