NASIONAL, Indeks Jatim – Indonesia bukan sekadar negeri dengan ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Lebih dari itu, bangsa ini adalah sebuah mosaik besar, disatukan oleh beragam bahasa, budaya, dan tradisi yang telah hidup berabad-abad. Dan justru di situlah letak kekuatan Indonesia, sebuah kekayaan yang tak dimiliki bangsa lain.
Hal itu ditegaskan Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno, S.IP. saat berbicara dalam forum kebudayaan. Politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Mbak Puti itu menekankan, pembangunan Indonesia tidak cukup hanya dengan beton dan gedung pencakar langit. Ada sesuatu yang jauh lebih mendasar, merajut kekuatan kota yang dinamis dengan kearifan kampung yang membumi.
Ia mencontohkan Surabaya, kota yang dikenal dengan semangat arek energi pantang menyerah, penuh kreativitas, dan tak pernah berhenti melahirkan inovasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bayangkan bila semangat kota yang penuh inovasi bisa menyatu dengan nilai luhur kampung yang sarat tradisi. Itu bukan hanya penting, tapi mutlak untuk membangun bangsa yang berdaya saing sekaligus berakar kuat” ujar cucu Proklamator Bung Karno itu dengan penuh keyakinan.
Bagi Mbak Puti, kota dan kampung bukanlah dua kutub yang berseberangan. Sebaliknya, keduanya bisa menjadi dua sayap yang saling melengkapi. Kota menawarkan percepatan, teknologi, dan jejaring global, sementara kampung menyumbang kebijaksanaan, kearifan ekologis, dan identitas yang menjaga bangsa tetap berpijak pada akar.
Tak berhenti di situ, ia juga menyoroti peran penting seniman dan budayawan. Menurutnya, merekalah jembatan yang mampu menyatukan gairah inovasi kota dengan kearifan budaya desa. Lewat karya-karya mereka, tradisi tidak hanya dilestarikan, tapi juga diperkaya dengan sentuhan segar yang relevan dengan zaman.
“Bangsa besar tidak boleh kehilangan jati dirinya. Warisan budaya adalah pondasi, inovasi adalah sayapnya. Jika keduanya berjalan beriringan, Indonesia akan semakin kokoh di tengah derasnya arus globalisasi” tambah Mbak Puti.
Dengan semangat itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa dari pejabat hingga masyarakat, dari akademisi hingga seniman agar bersama-sama, bahu-membahu menjaga warisan budaya sekaligus membuka diri pada pembaruan. Sebab, hanya dengan cara itu Indonesia bisa berdiri tegak, bukan sekadar sebagai negara kepulauan, tetapi sebagai bangsa yang besar, berkarakter, dan bermartabat di mata dunia.
Penulis : A. Warits
Editor : Ghauzan