Ach. Aqil Nur Wahid, Master Ai asal Sumenep Ciptakan Inovasi Radar Laut Lewat Whatsapp

Selasa, 24 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ach Nur Aqil Wahid, master AI asal Kabupaten Sumenep yang kini stay di Yogyakarta (Foto: Istimewa)

Ach Nur Aqil Wahid, master AI asal Kabupaten Sumenep yang kini stay di Yogyakarta (Foto: Istimewa)

SUMENEP, Indeks Jatim – “Bang, di mana gerombolan ikan hari ini?” sebuah percakapan lewat platform Whatsapp yang menjadi titik awal dari sebuah transformasi signifikan di sektor kelautan. Interaksi digital yang tampak biasa ini kini berperan penting dalam mendorong lahirnya inovasi berbasis teknologi bagi kalangan nelayan, khususnya di wilayah pesisir Madura. Pemanfaatan teknologi komunikasi menjadi langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi pencarian ikan, sekaligus menandai dimulainya era baru yang lebih adaptif dan berkelanjutan dalam praktik perikanan tradisional.

Teknologi itu dikembangkan oleh Ach. Nur Aqil Wahid, seorang magister kecerdasan buatan (AI) asal Sumenep, Madura, yang kini menetap di Yogyakarta. Ia berhasil merancang sistem AI berbasis chatbot yang memungkinkan nelayan mencari lokasi tumpukan ikan hanya melalui percakapan sederhana via WhatsApp.

“Kami ingin nelayan tidak lagi berangkat melaut dengan harapan kosong. Cukup kirim pesan WhatsApp, sistem akan menjawab di mana posisi ikan, jenisnya, dan kapan waktu terbaik untuk melaut,” ujar Aqil kepada media ini, Senin (23/06/2025).

Teknologi yang dikembangkan Aqil bukan sekadar chatbot pintar. Ia mengintegrasikan berbagai sumber data real-time seperti sensor sonar dari perahu nelayan, suhu dan arus laut, data cuaca BMKG, serta catatan historis migrasi ikan.

Sistem ini kemudian dilatih menggunakan machine learning untuk memprediksi perilaku ikan berdasarkan pola waktu, lokasi, musim, dan variabel lingkungan lainnya.

“Misalnya, data menunjukkan bahwa ikan tongkol cenderung muncul pukul 04.30–08.00 di barat laut Gili Raja saat suhu laut 27–28°C. Maka AI akan memberi rekomendasi itu kepada nelayan sebelum mereka turun ke laut,” papar Aqil.

Baca Juga :  The Evolution of Jakarta: From Colonial Capital to Modern Metropolis

Tak heran jika kini, beberapa grup WhatsApp nelayan di pesisir Sumenep mulai ramai dengan percakapan yang tak biasa. Pertanyaan sederhana seperti “Di mana gerombolan ikan hari ini?” kini dijawab dengan titik koordinat lengkap, jenis ikan, dan waktu terbaik menangkapnya.

Sebelum teknologi ini hadir, para nelayan biasanya baru bisa memanfaatkan alat GPS Ikan (Fish Finder) saat sudah berada di tengah laut. Itu pun dengan risiko tinggi cuaca buruk, biaya solar, dan waktu melaut yang tidak efisien.

Dengan hadirnya sistem prediktif berbasis AI dan WhatsApp, nelayan kini bisa merencanakan keberangkatan dengan jauh lebih pasti. Mereka tahu ke mana harus pergi, jam berapa sebaiknya berangkat, dan ikan jenis apa yang akan mereka kejar.

“Ini bukan sulap. Ini hasil dari kerja kolaboratif antara nelayan, teknologi, dan data. AI hanya membantu membaca pola,” ujar Aqil merendah.

Baca Juga :  NU Minta Pesantren Tak Terprovokasi Teror Orang Gila

Aqil Wahid mengaku, teknologi ini masih dalam tahap pengembangan lanjutan dan kini sedang diujicobakan secara terbatas di beberapa desa pesisir di Kabupaten Sumenep. Harapannya, model ini bisa direplikasi secara nasional untuk membantu nelayan tradisional di seluruh Indonesia.

“Nelayan Indonesia punya pengetahuan empiris yang luar biasa. Kami hanya memperkuat itu dengan alat bantu cerdas agar mereka lebih untung dan aman,” tutupnya.

Inovasi ini membuktikan bahwa anak daerah tidak hanya mampu bersaing dalam teknologi, tapi juga mampu melahirkan solusi nyata dari kampung untuk dunia. Di tangan Aqil, WhatsApp tak lagi sekadar tempat bertukar kabar, tapi menjadi radar digital pencari ikan yang ramah dan mudah diakses siapa saja.

Penulis : A. Warits

Editor : Ghauzan

Berita Terkait

Merusak Lingkungan, Aktivis Desak ESDM RI Cabut Izin Tambang di Raja Ampat
Perkawinan Anak Turun Tajam, Novita Hardini Komit Kawal Generasi Emas Trenggalek
Unifying the World Through Soccer: The Global Impact of the World Cup
Exploring Bandung’s Natural Wonders: From Volcanic Landscapes to Majestic Waterfall
The Evolution of Jakarta: From Colonial Capital to Modern Metropolis
NU Minta Pesantren Tak Terprovokasi Teror Orang Gila

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 15:25 WIB

Ach. Aqil Nur Wahid, Master Ai asal Sumenep Ciptakan Inovasi Radar Laut Lewat Whatsapp

Kamis, 5 Juni 2025 - 21:03 WIB

Merusak Lingkungan, Aktivis Desak ESDM RI Cabut Izin Tambang di Raja Ampat

Selasa, 27 Mei 2025 - 13:55 WIB

Perkawinan Anak Turun Tajam, Novita Hardini Komit Kawal Generasi Emas Trenggalek

Kamis, 30 Maret 2023 - 20:15 WIB

Unifying the World Through Soccer: The Global Impact of the World Cup

Selasa, 28 Maret 2023 - 16:24 WIB

Exploring Bandung’s Natural Wonders: From Volcanic Landscapes to Majestic Waterfall

Berita Terbaru

Dr. H. Achmad Fauzi, SH.,MH Bupati Sumenep (Foto: Ils Rez Indeks Jatim)

Daerah

Kabar Baik! Denda PBB Dihapus, Ini Kata Bupati Sumenep

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:01 WIB