Muncul Rumor Jabatan Plt. Sekda Sumenep Diisi Tokoh Kontroversial, Ini Kata Pengamat Politik

Senin, 25 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muncul Rumor Jabatan Plt. Sekda Sumenep Diisi Tokoh Kontroversial, Ini Kata Pengamat Politik

Muncul Rumor Jabatan Plt. Sekda Sumenep Diisi Tokoh Kontroversial, Ini Kata Pengamat Politik

Sumenep, Indeks Jatim – Isu mengenai calon Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep menjadi perbincangan hangat di kalangan publik dan pemerhati birokrasi.

Rumor yang beredar menyebutkan, sosok yang akan ditunjuk merupakan seorang pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memiliki rekam jejak kontroversial.

Kontroversi yang melingkupi calon tersebut dinilai berpotensi menimbulkan konsekuensi serius terhadap jalannya pemerintahan daerah ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sosok yang dimaksud dalam rumor tersebut adalah Agus Dwi Saputra, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.

Saat dikonfirmasi mengenai kebenaran rumor penunjukannya, Agus membantah dengan tegas. “Sampai detik ini, tidak ada. Itu hoaks,” ujarnya melalui sambungan telepon, Senin (25/8).

Kendati menyangkal kabar tersebut, Agus menyatakan kesiapannya sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) untuk menerima setiap tugas yang diberikan.

Baca Juga :  Koperasi Desa Merah Putih Dibentuk, Kades Rasidi Berkomitmen Berdayakan Ekonomi Warga Desa Gapura Barat

“Pokoknya, sebagai pegawai, jika ada perintah, tidak ada lain lagi, siap,” tegasnya dengan sikap rendah hati.

Dirangkum dari berbagai sumber, sebagai pejabat Sumenep, Agus Dwi Saputra pernah menjabat sebagai Kepala Disperindak sejak 2019 sampai 2021. Selama kurang lebih dua tahun, Agus tak mampu menyelesaikan sengketa pembangunan pasar Batuan yang menelan anggaran total Rp 9,5 miliar.

Setelah itu, dia dipercaya menjabat Kadisdik Sumenep mulai 2021 sampai sekarang. Penunjukan sebagai kadisdik ini mendapat protes besar-besaran dari publik karena dinilai tak kompeten dan tak punya grand desain pendidikan Sumenep.

Bahkan, Dinas Pendidikan Sumenep diterpa isu tak sedap soal pengaturan pengadaan buku ajar. Terkini, isu PKBM fiktif juga menyeruak ke publik.

Menanggapi isu ini, pengamat politik dan kebijakan publik dari Universitas Wiraraja Madura, Wilda Rasaili, mengatakan, bupati harus mempertimbangkan secara matang figur yang akan ditunjuk menjadi Plt. Sekda. Sebab, penunjukan figur yang kontroversial dapat berimbas pada terganggunya jalannya pemerintahan.

Baca Juga :  Asah Spritual di Bulan Ramadan, Pemkab Sumenep Hadirkan KH. Ahmad Fadlan Masykuri

“Konsekuensinya, soal stabilitas bisa tidak stabil, konsentrasi akan terganggu. Sebab, sejak proses hingga ia menjabat, ia akan terus disorot oleh publik,” jelas Wilda.

Ada dua pendekatan dalam penentuan Sekda (restrukrurisasi opd) meritokrasi dan politik. Kata Wilda, meritokrasi mempertimbangkan pada integritas (etika administrasi publik), kompetensi, dan prestasi kerja.

“Maka calon yang tidak memenuhi kualifikasi tersebut seharusnya tidak menjadi pilihan untuk menjadi sekda jika bupati-betul serius untuk membangun sumenep dan akselerasi visi bupati,” ujar Wilda.

Wilda menegaskan, untuk memastikan pemerintahan daerah berjalan lancar dan tanpa riak-riak negatif, penunjukan sosok Plt. mesti pribadi yang berintegritas tinggi dan memiliki rekam jejak bersih.

Baca Juga :  Pemkab Sumenep Sambut Kedatangan Jemaah Haji dari Tanah Suci Mekkah

“Dalam hal politik, bukan hanya tentang mengatur kepentingan internal, tetapi juga harus memprioritaskan sosok yang tidak rentan terhadap sorotan publik,” paparnya.

Lebih lanjut, Wilda menjelaskan perbedaan fundamental yang akan terjadi.

“Jika sosok itu bersih, maka masyarakat hanya akan menagih kinerjanya. Berbeda dengan yang kontroversial, publik justru akan menyoroti masa lalunya. Situasi ini tentu akan menjadi tantangan berat bagi Bupati,” pungkas Wilda.

Kemudian ada pertimbangan politik yang berkaitan dengan loyalitas dan stabilitas. Loyalitas harus dimaknai dengan pengetahuan dan komitmen dalam menjalankan kehendak (visi) bupati. Kemudian stabilitas yaitu sosok yang tidak menimbulkan kontroverai publik dan isu-isu negatif dipublik.

Penulis : A Warits

Editor : Ghauzan

Berita Terkait

Wabup Sumenep KH. Imam Hasyim Dorong Kebangkitan Petani Lewat Festival Hari Tani
Kafilah Sumenep Torehkan Prestasi Membanggakan di MTQ XXXI Provinsi Jawa Timur
Peserta MTQ XXXI Provinsi Jawa Timur Asal Sumenep Resmi Diberangkatkan
Kafilah Sumenep Untuk MTQ XXXI Provinsi Jawa Timur Ikuti Diklat Persiapan
Bupati Fauzi Ajak Kobarkan Semangat Merah Putih di HUT RI ke-80
Diskominfo Sumenep Inisiasi 18 Lomba Antar OPD Sambut HUT ke-80 RI
Khairil Fajar: BPRS Bhakti Sumekar Siap Dampingi Kopdes Merah Putih di Sumenep
Bappeda Sumenep Ajak Mahasiswa Aktif Kawal Pembangunan Daerah

Berita Terkait

Rabu, 24 September 2025 - 16:33 WIB

Wabup Sumenep KH. Imam Hasyim Dorong Kebangkitan Petani Lewat Festival Hari Tani

Sabtu, 20 September 2025 - 17:00 WIB

Kafilah Sumenep Torehkan Prestasi Membanggakan di MTQ XXXI Provinsi Jawa Timur

Kamis, 11 September 2025 - 16:54 WIB

Peserta MTQ XXXI Provinsi Jawa Timur Asal Sumenep Resmi Diberangkatkan

Kamis, 4 September 2025 - 15:08 WIB

Kafilah Sumenep Untuk MTQ XXXI Provinsi Jawa Timur Ikuti Diklat Persiapan

Senin, 25 Agustus 2025 - 19:45 WIB

Muncul Rumor Jabatan Plt. Sekda Sumenep Diisi Tokoh Kontroversial, Ini Kata Pengamat Politik

Berita Terbaru

BKPSDM Sumenep Siap Perjuangkan Usulan Disdik

Pendidikan

BKPSDM Sumenep Siap Perjuangkan Usulan Disdik

Selasa, 23 Sep 2025 - 13:54 WIB